Minggu, 12 April 2015

Pakan alternatif untuk ayam broiler



Dedak Fermentasi
Pakan Alternatif untuk Ayam broiler


Di dalam usaha peternakan ayam khususnya ayam broiler baik mandiri maupun kemitraan biaya  terbesar adalah untuk pengadaan pakan.

Apabila FCR 1,6, maka untuk mengasilkan 1 kg bobot hidup ayam broiler dibutuhkan 1,6 k pakan. Apabila populasi ayam mencapai 5.000 ekor maka dengan berat panen 2 kg (biasanya berat panen 2 kg akan dicapai pada umur 30 s/d 35 hari pemeliharaan), maka dibutuhkan pakan seanyak (5.000 X 2) X 1,6= 16.000 kg pakan. Dengan asumsi harga Rp. 7.500/kg  maka dibutuhkan biaya =Rp. 120.000.000 per periode pemeliharaan.

Angka di atas adalah angka pemeliharaan normal, artinya ayam dipanen pada umur 30 s/d 35 hari pemeliharaan.

Tetapi untuk peternak kemitraan,  biasanya umur panen sangat ditentukan sepihak oleh perusahaan inti. Kadang- kadang panen baru dilakukan pada umur ayam di atas 35 hari bahkan dapat mencapai umur ayam 60 hari pemeliharaan. Panen pada umur ini biasanya di kenal dengan istilah ayam kingkong, karena ayam baru dipanen setelah ayam besar dengan berat mencapai 3 kg per ekor bahkan lebih.

Ada beberapa hal yang diakibatkan oleh panen ayam besar/kingkong, antara lain:
1.     Tingkat kematian yang tinggi
Biasanya kapasits kandang diisi dengan pertimbangan usia panen kurang lebih 30 s/d 35 hari. Tetapi apabila panen dilakukan melebihi umur yang direncanakan dan tampa dilakukan penjarangan, maka kandang menjadi sesak dan hal ini menjadi salah satu penyebab heat stress terutama pada kandang- kandang sistem terbuka.

2.     FCR akan naik
Semakin lama pemeliharaan, maka ayam akan banyak makan tetapi pertambahan berat badan akan semakin kecil.


Dari pengamatan  AOS FARM yang selama ini banyak keliling kandang mitra dan juga pertanyaan- pertanyaan mitra secara online, diketahui bahwa panen yang lambat sangat merugikan dan memberatkan bagi peternak. Hal ini dikarenakan ayam yang sudah besar, nafsu makannya cukup tinggi tetapi pertambahan bobotnya relatif lambat.

Untuk mengatasi panen yang ditunda, beberapa petenak melakukan inovasi pakan untuk mencegah kerugian yang lebih besar lagi, yaitu dengan memberikan pakan alternatif setelah ayam berumur 30 hari.

Beberapa pakan alternatif yang diberikan antara lain:
a.     Jagung giling ( untuk daerah- daerah sentral jagung)
b.     Gabah kopong/kosong
c.      Kulit padi
d.     Dedak

Dalam tulisan ini AOS FARM akan membahas cara fermentasi dedak sebagai salah satu alternatif pakan untuk ayam broiler.

Dedak halus sudah lama dipakai untuk campuran pakan ayam, hal ini dikarenakan harganya relatif murah. Bahkan dibeberapa daerah terutama daerah- daerah lumbung padi harga dedak lebih murah lagi. Selain itu kadar  proteinnya cukup tinggi, mencapai 10% s/d 12%.

Sayangnya dedak mudah tengik dan juga mengandung asam fitat. Asam ini adalah zat antinutrisi karena mampu berikatan dengan protein dan beberapa mineral. Asam fitat juga sulit larut dalam air dan tahan panas, sehingga dedak sulit dicerna. Karena sifatnya ini, maka dedak dapat menghambat pertumbuhan ayam.

Untuk mengatasi masalah ini, AOS FARM mengenalkan sistem fermentasi dedak utuk pakan ayam broiler, terutama ayam- ayam yang dipanen melebihi umur 30 hari.

Setelahdifermentasi maka kadar  protein  akan meningkat dari 12% menjadi 18,8% dan kandungan asam aminonya juga meningkat dari 7,3% menjadi 12,37%. Akhirnya dengan cara fermentasi dedak akan mudah dicerna dan proses metabolisme kian lancar dan pertumbuhan ayam menjadi optimal.

Bahan untuk fermentasi dedak:
1.     Dedak 500 kg
2.     Aos amino ternak 1 liter
3.     Air tanah (jangan yang mengandung kaporit) 50 liter
4.     Gula pasir/aren/tetes tebu 1 kg

Cara fermentasi:
1.     Siapkan air sebanyak 50 liter
2.     Masukkan gula pasir/aren/ tetes tebu ke dalam air dan aduk rata sampai larut. Dan masukkan AOS AMINO ternak dan aduk sekali lagi. Larutan ini dibiarkan selama 2 jam.
3.     Siapkan dedak sebanyak 500 kg dan larutan yang sudah dibuat disiramkan ke dedak dan aduk serata mungkin.
4.     Dedak yang sudah diberi larutan AOS dimasukkan ke dalam goni dan difermatasi selama 15 hari.
5.     Dedak yang telah difermentasi biasanya menggumpal dan berbau harum. Walaupun menggumpal tapi gumpalan ini sangat mudah dihancurkan yaitu dengan diremas- remas atau karungnya diinajk- injak.
6.     Dedak yang sudah hancur dan halus bisa langsung diberikan ke ayam dengan terlebih dahulu dicampur dengan pakan pabrik dengan perbandingan 1:1. Artinya 1 kg pakan pabrik bisa dicampur dengan 1 kg dedak fermentasi.

Peternak jangan kwatir dengan kwalitas dedak fermentasi ini, karena hal ini sudah banyak diteliti oleh beberapa universitas dan balai- balai penelitian, seperti Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor.

Untuk info lebih lanjut silahkan kirim Email ke: aosfarm@ymail.com atau sms ke: 0813 7591 1295.